Medan  

Pembangunan FBS UNIMED Tak Kunjung Siap — Publik Mulai Mempertanyakan Aliran Rp65 Miliar

Warta Nusantara | Medan — Misteri di balik pagar seng proyek pembangunan Gedung Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Medan (UNIMED) semakin memantik perhatian publik. Proyek bernilai besar yang bersumber dari APBN 2024 itu kembali disorot setelah progres fisiknya dinilai jauh dari harapan, bahkan diduga mengalami kemacetan serius.

Proyek yang tercatat dengan nomor lelang 17043025 tersebut memiliki pagu anggaran Rp65.207.475.000 dan HPS Rp65.160.878.000. Nilai yang tampil dilayar LPSE dan kini dikerjakan oleh pihak kontraktor PT Syarif Maju Karya dengan Nilai Kontrak Rp52.128.702.400 yang tanggal kontraknya 5 Agustus 2024 dengan waktu pelaksanaan 149 hari kalender. Akan tetapi, nilai yang besar ini seharusnya diselesaikan secara efektif namun fakta dilapangan memperlihatkan yang hal berbeda.

Saat tim media melakukan peninjauan, sejumlah titik proyek tampak tanpa aktivitas pekerja. Alat berat terdiam, material tak bergerak, dan struktur bangunan tampak stagnan. Situasi ini semakin menimbulkan tanda tanya, terlebih setelah muncul fakta bahwa masa pelaksanaan pekerjaan selama 149 hari kalender telah habis.

“Yang lebih mengkhawatirkan, masa pelaksanaan 149 hari kalender telah habis, namun tidak tampak adanya progres signifikan dari pihak pelaksana, PT Syarif Maju Karya,” ujar Zainal, Ketua Forum Mahasiswa dan Rakyat Sumatera Utara (FMRSU), Sabtu (22/11/2025).

Menurut Zainal, kondisi tersebut tidak wajar untuk proyek bernilai puluhan miliar rupiah dan menunjukkan indikasi kuat bahwa terjadi keterhentian pekerjaan di lapangan.

“Yang kami lihat bukan keterlambatan biasa. Ada area yang seperti dibiarkan, seolah pekerjaan berhenti total. Ini proyek negara, nilainya Rp65 miliar. Publik berhak tahu apa yang sedang terjadi,” tegasnya.

FMRSU mendesak Kemendikbudristek, Inspektorat Jenderal, serta pengawas independen untuk segera turun melakukan pemeriksaan fisik dan audit progres. Langkah cepat diperlukan agar potensi kerugian negara tidak melebar.

“Lebih baik diperiksa sejak dini. Jika ada kendala, ungkapkan. Jika tidak ada masalah, jelaskan ke publik. Transparansi itu wajib, apalagi ini uang rakyat,” lanjut Zainal.

FMRSU juga memastikan akan terus mengawal perkembangan proyek tersebut. Mereka berencana kembali turun ke lokasi, melakukan pendokumentasian berkala, dan mengumumkan temuan kepada publik.

“Kami tidak ingin proyek ini berubah menjadi monumen mangkrak. Kami akan memastikan publik tidak dibutakan oleh keheningan,” pungkasnya.

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada kejelasan dan tanggapan dari Rektor Unimed terkait hal yang dimaksud. (SPT/tim biro)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *