Warta Nusantara| Medan – Masyarakat dan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Masyarakat Sumatera Utara (terdiri dari AMPH, PPI Sumatera Utara, dan Prodewa) mengelar aksi unjuk rasa depan gedung Pemko Medan dan DPRD Medan, Kamis (24/7/2025).
Massa unjuk rasa damai, dengan berorasi menyampaikan pernyataan sikap dari Forum Masyarakat Sumatera Utara, berisi protes terhadap tindakan Sekretaris Jenderal Partai NasDem Kota Medan, Rio Adrian, yang juga menjabat sebagai Tenaga Ahli Wali Kota Medan Bidang Media dan Monitoring.
Dalam unjuk rasa, Ketua Aliansi Mahasiswa Pemerhati Hukum, Aulia Ramadan mengutuk atas dugaan pembatasan kebebasan pers. Poin-poin pentingnya adalah, protes terhadap pembatasan kebebasan pers.
“Forum Masyarakat Sumatera Utara (terdiri dari AMPH, PPI Sumatera Utara, dan PRODEWA) memprotes tindakan Rio Adrian yang dianggap melecehkan kebebasan pers dan bertentangan dengan prinsip demokrasi serta konstitusi,” katanya didampingi Koordinator PPi Sumut, Nugra.
Massa menilai insiden arogan dan pembatasan wartawan yang dilakukan Rio Adrian telah menciderai demokrasi.
Karena menghalangi tugas wartawan saat meliput kegiatan resmi Wali Kota Medan di Balai Kota Medan pada 16 Juli 2025.
“Mendesak Wali Kota Medan untuk mengevaluasi dan mencopot Rio Adrian dari jabatannya, serta meminta Partai NasDem untuk memberi sanksi tegas kepadanya. Kami menuntut penghormatan Kebebasan Pers sesuai UU No. 40 Tahun 1999,” katanya
“Dan tegas kami menyampaikan mosi tidak percaya kepada pejabat publik yang mencederai keterbukaan informasi publik,” katanya.
4 Poin Besar Tuntutan :
1. Mendesak Wali Kota Medan untuk mengevaluasi dan mencopot sdr. Rio Adrian dari jabatan Tenaga Ahli Pemko Medan
2. Meminta Partai NasDem Kota Medan memberi sanksi tegas terhadap sikap arogansi Sekjennya
3. Menuntut penghormatan terhadap kebebasan pers dan kemerdekaan jurnalistik sebagaimana dijamin dalam UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers.
4. Menyampaikan mosi tidak percaya kepada pejabat publik yang mencederai prinsip keterbukaan informasi publik.
Massa juga sempat menggelar aksi teatrikal di depan Balai Kota Medan, membentangkan spanduk bertuliskan ‘Pemko Medan Milik Rakyat, Bukan Milik Parpol’. Para pengunjuk rasa juga menutup mulut mereka dengan lakban berwarna hitam, sebagai simbol duka atas pembungkaman pers.
“Nyatanya tidak ada perwakilan Pemko Medan dan DPRD Medan yang menemui. Kami menyatakan mosi tidak percaya. Maka oleh akrena itu Kami juga akan mengelar aksi jilid II dalam waktu dekat ini dengan massa lebih banyak”. Tutup mereka. (Tim)