Inara Publisher – Semangat melestarikan warisan budaya bangsa terus tumbuh di kalangan anak muda Indonesia. Salah satu diantaranya adalah Presley Panca Yahya Simangunsong, pemuda asal Kota Medan, Sumatera Utara yang tergabung dalam Laskar Rempah yang menjadi bagian dari program Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR). Program ini diinisiasi oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI.
Bagi Presley, pengalaman menjadi bagian dari Laskar Rempah adalah pelayanan budaya sekaligus perjalanan spiritual dan intelektual dalam mengenal jati diri bangsa. Ia mengaku momen paling membekas selama mengikuti program ini adalah ketika ia memahami betapa kayanya Indonesia akan rempah-rempah serta peran penting Nusantara sebagai pusat pertemuan bangsa-bangsa dunia di masa lampau.
“Saya mendapat banyak sekali insight tentang sejarah pelayaran jalur rempah. Indonesia itu luar biasa kaya. Dulu, berbagai bangsa datang ke Nusantara karena kekayaan rempah kita. Indonesia adalah meeting point dan melting point dunia,” ujar Presley dengan penuh semangat.
Presley menjelaskan, jalur rempah bukan hanya tentang perdagangan, tetapi juga tentang jalur pertukaran budaya, penyebaran agama, dan penguatan ekonomi antar wilayah. Menurutnya, fakta bahwa wilayah seperti Malaka, Riau, Jambi, dan Sumatera Utara memiliki kesamaan budaya menunjukkan bahwa laut tidak menjadi pemisah melainkan penyatu.
Melalui keterlibatannya di Laskar Rempah, Presley turut mendukung upaya Indonesia untuk mengajukan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia (Intangible Cultural Heritage) ke UNESCO. Ia menilai langkah ini sangat penting agar dunia mengakui kontribusi besar Nusantara terhadap sejarah peradaban global.

Program Muhibah Budaya Jalur Rempah sendiri bertujuan membangkitkan kembali kejayaan maritim Nusantara melalui pelayaran budaya lintas daerah, dokumentasi sejarah, dan penguatan diplomasi budaya. Para anggota Laskar Rempah, seperti Presley, menjadi duta muda yang menyebarkan semangat pelestarian budaya ramah kepada masyarakat luas.
Presley berharap semakin banyak anak muda Indonesia yang ikut terlibat dalam upaya pelestarian warisan budaya.
“Kita, generasi muda, harus peka terhadap sejarah bangsa sendiri. Budaya bukan masa lalu, tapi masa depan kita,” tutupnya












